Monday, December 26, 2011

Cerpen Icil, Simphony terakhir

aku ada cerpen Idola Cilik nih,
di baca yaa ..
add my facebook : Intan.ciute@yahoo.com
my twitter : Intan_lovato




Simphoni terakhir -cerpen- (ICL bacca yaa)

"...RIO,RIO,RIO,ALVIN,RIO,RIO,RIO,RIO,RIO,ALVIN,RIO ..."

"stlh melihat hasil suara yg tlah dihitung tadi,maka dpt diketahui ketos SMA Putra Bangsa tahun ini adlh Mario Stevano... "
prok-prok-prok. Suara tepuk tangan membahana.
"hufh,hrusnya gw sadar,gw gak kan mungkin menang saingan sama rio" batin seorang cwok,dia lalu menghampiri Rio.
"weist,bro,slamet ya" ucapnya smbil menepuk pundak rio.
"thanks,vin" jwb rio.
"traktirannya ya,yo" ucp cwok yg bernama alvin itu.
"dasar,cina blangsak,traktiran mulu" ucap rio,lalu merangkul pundak alvin dan berlalu kekelas.
Mario Stevano Aditya,kini resmi menjadi ketos Putra Bangsa. Padahal baru tadi pagi ia mempersembahkan sebuah piala bergilir utk sekolahnya karena tlah menjadi juara1 olympiade kimia. Rio adlh sosok sempurna,ia tak henti-hentinya membuat orang berdecak kagum dan bangga. Tampan,pintar,berprestasi,aktif,ramah,populer,anak band,tak ada satupun yg bisa dicela darinya. Rio dan Alvin adlh sahabat,mereka tlh berteman sejak kecil,malah ada yg blang mereka satu paket,dmana ada Rio disitu pasti ada Alvin. Rio sngt menyayangi alvin begitu juga sebaliknya.
Dikelas
"gw mau ngomong sebentar,soal band kita" ucp gabriel,ketua d'orions band.
"gw rasa kita hrs ganti vokalis" lanjutnya.
"APAA??" Alvin terkejut.
"iya,Vin. Gw rasa sebaiknya loe tUkeran posisi sama rio" terang iel.
"tapiii..."
"vin" sela cakka
"ayolah,ini demi band kita,loe tau kan skrng lagi booming lagu-lagu mellow,dan ya,kita fikir rio lbh cocok bawainnya"
"gw rasa,alvin juga bisa kok" bela Rio.
"oke,gw ngerti kok dan gw setuju" kata alvin sambil tersenyum pahit.
"thankz,vin. Loe udh ngerti. Oke,gw rasa kita udh sepakat.
"Yaudah gw sama iel cabut duluan ya" kata cakka,lalu pergi dg iel.
Rio menatap alvin...
"ngapain loe,liatin gw kyk gitu?naksir? Sorry yo,gw msh normal" kata alvin.
"ish,apaan sih loe,becanda mulu?? Ehk,kodok,loe serius mau tukeran posisi sama gw??" tanya rio.
"iya,io ku sayongg" ucap alvin sambil mengedipkan matanya.
"ihh,najong bgt sih loe,Vin. Udah akh,gw duluan yak,di panggil pak duta ada pembinaan buat olympiade fisika" ucap rio.
"dadahh,io kuuu" ucp Alvin manja,rio memasang muka geli,lalu pergi.
"beruntung bgt sih loe,Yo. Andai loe bagi keberuntungan loe buat gw,satu aja,Yo." batin alvin.
Ya,itulah alvin. Alvin terkenal sbg cowok ramah,ceria dan supel. Tidak banyak yg tau tentang alvin,termasuk Rio sahabatnya. Alvin tipe cowok yg lbh senang bersembunyi dibalik senyum jailnya.
"WOOII,cie,cie,koko apin ganteng bgt hari ini" ucap seorang gadis,tiba-tiba.
"loe ngagetin aja sih. Oh iya dong,gw kan mau nembak cewek" jwb alvin.
"jaahh,nembak siapa,Vin??" tanya gadis itu.
"hhehe,ada deh,ntar juga loe tau. Ekh,shilla,pulang sekolah,gw mau ngomong ya."
"oke,ditaman ya. Gw juga mau cerita sama loe" ucap cewek yg ternyata bernama shilla itu.
Ditaman sepulang sekolah.
"lama banget sih loe,vin" keluh shilla.
"sorry dehh. Ehk,loe mau cerita apaan??" tanya alvin.
"loe duluan deh" suruh shilla.
"gak ahk,ladies first" ucap alvin.
"oke deh. Apin gw seneeeengg bgt,semalem rio nembak gw" ucap shilla. Alvin terdiam.
"so sweeett bgt. Gw dibawain 100 mawar putih,udah gitu rio nyanyi buat gw. Gw seneeeng bgt, Rio romantis ya vin? Alvin...apin?? Ihk,apin jahat,gak dengerin gw ya??" tanya shilla.
"denger kok,denger. Selamet ya,Shilla" ucp alvin lirih.
"iya,thanks. Ehk loe mau ngomong apa tadi??" tanya shilla.
"ohh itu,ehk,mmh... Gak kok,gak penting,yaudah ya,gw duluan. Ada pengumuman hasil seleksi kapten basket,daaahh,ippi" ucp alvin. "anekh" gumam shilla.
Di lap. Basket.
"stlh seleksi kemaren,saya memutuskan yg menjadi ketua tim basket putra tahun ini adlh Mario Stevano" ucp pelatih.
"yyeee" sorak anggoto tim basket.
Lalu mereka memberi ucapan selamat pd Rio.
Rio menggandeng shilla pacarnya,lalu menghampiri alvin yg tertegun sendiri.
"kenape loe,tumben diem,biasanya kyk belut loe??" tanya rio.
"gak lucu !!" bentak alvin.
"yye,lagi dapet ya loe,nyolot amet??"
"DIEM LOE" "biasa aja dong,vin. Knpa sih loe? Gw kan gak ada salah apa-apa loe?" emosi rio mulai terpancing.
"ohh,iya. Loe bener,seorang Mario Stevano gak salah apa-apa dan gak akan pernah salah" bentak alvin.
"loe mau tau,gw kenapa? Gw capek,yo,gw CAPEK. Loe bilang kita sahabat,gw udah anggep loe sodara gw. Tapi kenapa loe ambil semua yg gw mau,kenapa yo??"
"loe tau kan,dari kecil gw pengen jadi kapten basket,lo tau kan almarhum nyokap gw pengen gw jadi ketos,loe tau kan gw suka nyanyi,loe tau semua yo,semuanya,trus kenapa yo?? Kenapa loe ambil semuanya,gw Benci loe,GW BENCI." alvin berteriak dan berlari menjauh,rio mengejarnya. "Vin,Alvin" panggil rio,alvin terus berlari. Hingga...
BRAAKKK
Sebuah mobil menabrak alvin, ia segera dilarikan kerumah sakit
Beberapa hari kemudian.
Hari ini alvin sudah sadar dari masa kritisnya. Rio dan shilla berniat menjenguknya.
"Vin" ucp Rio.
"mau ngapain loe kesini?? Mau ngetawain gw,krna gw buta? Iyakan?" tuduh alvin.
Ya,kecelakaan itu memang membuat alvin kehilangan penglihatannya,kebenciannya pd Rio pun semakin menjadi.
"alvin,Rio tu kesini niatnya baik,dia mau minta maaf,kok loe malah nuduh gitu??" ucp shilla.
"terus aja,loe belain pangeran loe itu. Mario yg perfect,yg sempurna,yg serba bisa,siapa juga yg mau belain gw,alvin si BUTA. HHAHAHA." Alvin tertawa pedih.
"seneng yo,bahagia?? Gw msh terima yo,loe ambil harapan gw,loe rebut cita-cita gw,tapi gw gak terima loe hancurin cinta gw,loe tau kan,gw suka shilla?? Tapi loe juga rebut dia dari gw,jahat loe,Yo !!!"
"tapi gw sama sekali gak tau,Vin,soal shilla" ucp rio.
"ohh,iya. Gw lupa,mana mau loe tau perasaan gw,gak penting buat loe" tuduh alvin (lagi).
"vin..."
"KELUAR,KELUAR LOE SEMUA,KELUAR !!" usir alvin.
"udah yo,kita keluar. Alvin butuh sendiri." ucap shilla,sambil menarik rio keluar.
Meski telah diusir tanpa sepengetahuan alvin,Rio selalu memantau keadaan alvin,bahkan rio menyuruh shilla utk merawat dan menemani alvin. Kebencian alvin membuat rio kacau,keadaannya memburuk
Hingga suatu hari,alvin mendapatkan donor mata. Beberapa hari kemudian alvin menjalani operasi. 0perasi berjalan lancar,kini alvin kembali bisa melihat.
3 hari pasca operasi,alvin sudah diperbolehkan pulang. Suatu sore,dirumah alvin...
"loe kenapa,Shilla?? Kok kyknya sedih gitu??" tanya alvin pada shilla yg saat itu sedang menemaninya.
"Rio,vin. Seminggu terakhir ini gw gak pernah liat dia,gw hubungin juga gak bisa. Gw takut,vin. Perasaan gw gak enak." jwb shilla,smbil menangis.
"mungkin rio msh gak enak shilla,sma gw. Makanya dia menghindar,besok,gw kerumahnya dehh ya. Sekalian minta maaf,atas sikap gw tempo hari. Udah akh,jgn nangis.jelek tau" hibur alvin.
"makasih ya,Vin" alvin tersenyum.
Dirumah rio
ting-tong. Seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh membukakan pintu.
"ekh,den alvin" "rionya ada,Bi??" tanya alvin.
"den rio,den rio....."
"yaudah deh,alvin langsung kekamarnya aja ya,bi." potong alvin, si bibi terdiam.
Kamar Rio
"yo,loe kema....."

Sepi. Dikamar itu tak ada siapa-siapa. Alvin masuk kedalam,dilihatnya,diatas tempat tidur tergeletak beberapa botol obat dan bercak-bercak darah yg sudah mengering. Ada selembar kertas terjatuh dilantai,alvin memungutnya,lalu membacanya....
"kanker otak,stadium akhir??" gumam alvin.
"den rio anak yg baik,sangat baik,jadi tuhan ingin bertemu dengannya lebih cepat." ucp si bibi,tiba-tiba.
Alvin terduduk lemar,tulang-tulangnya serasa dilucuti. Ia merasa sebagian dari tubuhnya ditarik dg paksa. SAKIT. PEDIH.
"kita hanya bisa ikhlas,den. Dan ini,ini titipin den rio,utk den alvin." ucp si bibi seraya menyerahkan sebuah kaset Video dan sepucuk surat,lalu ia pergi,smbil terisak.
Alvin sangat ingin tau,apa isi kaset itu. Maka disetelnya kaset tersebut dikamar rio. Saat kaset video itu
menyala,mulai terdengar petikan gitar dan suara lembut rio.
Alun sebuah symphoni,kata hati disadari. Merasuk sukma kalbuku,dlm hati ada satu....
Lagu ini?? Alvin sangat ingat,ini adalah lagu favoritnya dg rio.
Saat alvin melihat kaset video itu,muncul foto-foto masa kecilnya dg rio. Foto saat ia dan rio bermain bola,saat ia dan rio bermain hujan. Saat rio memboncengnya dg sepeda baru rio.
Air mata alvin mulai menetes, lagu terus mengalun...
Manis lembut bisikanmu,merdu lirih suaramu, bagai pelita hidupku.
Skrng gmbar berganti, kini foto saat alvin dan rio pertama kali masuj TK,lalu foto saat alvin dan rio bernyanyi bersama, foto mereka dg almarhum mama alvin,foto-foto saat ulang tahun alvin.
"bodoh loe,vin. Ngapain dulu loe maki-maki rio,ngapain loe bentak-bentak rio,vin. Rio gak salah,loe jahat vin,loe iri sama rio." alvin memaki dirinya sendiri.
Berkilauan bintang malam,semilir anginpun sejuk,seakan hidup mendatang dpt ku tempuh dg mu....
Alvin tak sanggup lagi melihat video itu,semua kenangan tentang rio,tentang kebaikan rio,tentang persahabatan mereka,semuanya berputar-putar dikepala alvin. Alvin memutuskan utk membaca surat rio.
Dear alvin sobat gw
vin,maafin gw,kalo selama ini gw salah. Vin,asal loe tau,gw jadi ketos,gw jd murid teladan,gw jd ketua timbasket, itu semua bukan buat nunjukin kalo gw lbh dari loe. Justru gw iri,vin sma loe. Loe msh pnya banyak kesempatan buat bahagiain orang-orang yg sayang sama loe. Gw iri,vin. Waktu gw terbatas, 7bulan lalu,gw difonis dokter.kanker vin. Stadium akhir.
Berpadunya dua insan,symphoni dan keindahan. Melahirkan kedamaian,melahirkan kedamaian....
Gw cuma mau bikin semua orang bangga vin,gw cuma mau orang-orang selalu inget sama gw sebelum gw pergi ninggalin mereka,gw gak mau waktu gw kebuang sia-sia
Maaf vin,maafin gw kalo keinginan gw itu salah,kalo itu nyakitin loe. Gw gak tau vin,gw gak tau...
Syair dan melody,kau bagai aroma penghapus pilu. Gelora dihati,bak mentari kau sejukkan hatiku.
Lagu dari kaset itu terus mengalir bersama dg air mata alvin. Suara rio mula terdengar lemah.
Dan soal shilla,gw cuma pengen ngerasain cinta tulus vin,sebelum gw mati. Gw gak tau kalo,loe juga suka sama shilla. Saat loe marah sama gw,gw hancur,vin. Gw ngerasa sendiri,jadi gw mhon lne jangan marah lagi ya,maafin gw.
Burung-burumg pun bernyanyi bungapun tersenyum melihat kau hidur hatiku...
"gw marah,yo, marah bgt, loe anggep gw apa yo?? Kenapa loe gak pernah cerita ttg penyakit loe,kenapa yo??" batin alvin.


Saat loe baca surat gw,mungkin penyakit sialan ini udah bawa gw pergi dari dunia. Tp gw gak pernah jauh vin dari loe. Gw titip mata gw ke loe,supaya loe tetep ngerasa deket ya sama gw. Gw minta loe jagain shilla buat gw,temenin dia,bahagiain dia. Sekali lagi,gw minta maaf vin,maafin gw.
Sahabat jahatmu
mario.
Hatiku mekar kembali,terhibur symphomi,pasti hidupku kan bahagia..
"jadi mata ini??" alvin meneteskam air mata.
"mata loe,gak mau yo sama gw,liat dia selalu ngeluarin air mata" ucap alvin lirih.
"gmna gw mesti jelasin sama shilla,yo??"gumam alvin lirih.
alvin melihat kembali pada video itu,kini gambar berganti. Seorang lelaki kurus dan pucat,terbaring lemah. Ditubuhnya tertempel banyak alat medis. Matanya sayu dan terlihat sangat lelah. Tapi dia tetap tersenyum dg tulus.
"rio.."
alvin tak mampu melihat rio dlm keadaan seperti ini,dia menyesal atas semua sikapnya pd rio.
"yo,hidup loe udh sempurna,tp kenapa loe tinggalin itu semua?? Tapi loe berhasil,Yo. Semua orang gak akan pernah lupa sama loe,mario si ganteng,mario si perfect,mario sang ketua osis. Semua orang bakal inget sama loe. Gw maafin loe,yo. Dan gw harap loe juga maafin gw" kata alvin sambil menatap foto rio.
"gw bkal kangen bnget sama loe,marioku sayong" alvin menghapus air matanya,ia mengusap bercak-bercak darah dikasur rio.
"MARRIIOOOO,APIN KANGEEENN" Alvin berteriak sekenceng-kencengnya,
bersamaan dg itu kaset video dari riopun mati.
Pasti hidupku kan bahagiiaaaaa...


THE END.

Tuesday, December 13, 2011

Contoh Cerpen Persahabatan yg Keren, Bagus, da Bikin Terharu.

ini aku ada Cerpen, menarik, Indah,
add my facebook : Intan.ciute@yahoo.com
                              Shinrarin@yahoo.co.id
twitter : Intan_lovato
            GaemTan407
pmeran dlam crita Ini tman2 aku, dan aku :D ..
hope u enjoyed it !



Pelangi persabatan kami


"separuh darimu menjadi bagian dari kami,separuh darimu memberikan kekuatan pd kami dan separuh darimu menjadi setitik kehidupan untuk kami”
tetesan air langit masih saja mengguyur bumi,sejak tadi pagi.
Awal november....tentu saja hujan yg berkuasa,bhkan hujan tdk mengizinkan senja muncul hari ini,untk sekedar menjemput mentari kembali keperaduannya.
Dan aku masih terdiam disini sejak beberapa menit lalu,mengama isak tangis yg ku dengar. Isakan kecil milik seseorang yg sangat aku kenal. Cowok tampan dan manis begitu,kata orang tentangnya. Tapi aku tak tau, ya..karna memang aku blm pernah melihatnya.
Aku Intan,aku buta sejak lahir dan karena itu,aku tinggal dipanti ini.
Aku mulai mencoba menghampirinya,memayunginya dg payung merah mudaku.
"ngapain kamu disinh sendirian ky??" tanyaku pada cowok yg akrab disapa Rifky itu.
"jgn sok care deh" ia membentakku,sambil menepir payungku. Air hujan pun mulai menyapa kulitku.
"ky,ayo kita masuk,kamu kan lagi sakit" ajakku,dgn sedikit paksaan sambil menarik tangan Rifky.
"aarggh,LEPAS.gw blng gak usah sok care,gw gak sakit. Gw baik-baik aja,jgn fikir gw sama kyk loe dan temen-temen loe yg cacat dan penyakitan" bentak Rifky kasar.
Sakit. Ya,tentu saja aku marah dgn ucapan Rifky tadi. Tapi aku tetap tak tega membiarkan Rifky,sahabatku,kehujanan sendiri disini,apalagi ia baru sembuh dari sakitnya.
"kalo kamu gak mau masuk,aku juga bakal tetep disini nemenin kamu" ancamku.
"udah deh,PERGI SANA" Rifky mendorongkuu..
"Intan..." teriak seorang cowok menghampiriku.
"tan,kamu gak papa??" ucp seorang cewek sambil membantuku berdiri.
Mereka adalah sahabatku,Bie dan Rani. Bie adalah penderita penyakit kerusakan hati kronis,sedangkan Rani menderita gagal ginjal. Panti ini memang dibangun khusus untuk anak-anak seperti kami. Disini kami merasa lbh nyaman,kami merasa sama dan senasib,disini kami belajar saling melengkapi,belajar peduli dan berbagi.
Tapi Rifky... Dia berbeda dgn kami,setauku dia tdk cacat,apalagi penyakitan. 6 thn lalu,ibu panti membawa seorang anak berusia sekitar 5thn
Ibu panti bilang ia menemukan anak itu,distation.
Anak itu mengangis mencari ibunya,mungkin Rifky terpisah dari orang tuanya,atau mungkin sengaja ditinggal. Akhh,ntah lah,itu tdk penting untuk kami. Saat itu,kami hanya berfikir akan mempuyai teman baru lagi.
"orang tuaku,pasti akan menjemputku"
itu kalimat andalan Rifky.
Sejak kecil dia selalu menolak saat kami ajak bermain. Dia tdk suka dgn keberadaan kami,dia lbh suka sendiri,asik dgn dunianya sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu,sosok asli Rifky mulai muncul.
Rifky anak yg lucu dan baik hati. Pada dasarnya Rifky itu ramah dan penyanyang,kami semua jadi mulai terbiasa membaur dgnnya,diapun mulai bisa menerima kami semua kami semua sbg anggota keluarga barunya. Aku,Rani,Bie dan Rifky mmg berteman sangat dekat. Kami sering bermain bersama. Rifky mengajari banyak hal pada kami,termasuk semangat untk sembuh. Rifky yg mengajari Bie bermain gitar,menemani bermain sepak bola,bhkan Rifky jg mau membantu Rani merawat bunga-bunganya. Rifky juga selalu menceritakan hal-hal yg tdk bisa aku lihat,seperti keindahan saat mentari terbenam,bunga yg bermekaran,rinai hujan,juga tentang sosok Bie dan Rani. Rifky bilang Bie itu cakep,tinggi,kulitnya putih,sedangkan Rani,cantik dan manis. Dan Rifky blang kalo aku itu manis,dgn stu lesung pipit disbelah knan ku dan rambut bermodel yg membingkai wajahku.
Tapi ntah mengapa sejak beberapa bulan lalu,sosok Rifky berubah,ia menjadi Rifky yg dulu,yg tak mengizinkan seorangpun masuk dlm kehidupannya,Rifky yg cenderung kasar dan sangat menyebalkan.
"ky,lo apa-apaan sih?" bentak Bie
"LOE GAK USAH IKUT CAMPUR"
"tp kita sahabat kamu ky,dan kita sedih liat kamu kyk gini" tambah Rani.
"kamu kenapa sh ky?? Kita kangen Rifky yg dulu." tanyaku.
"ini gw Rifky. Yg ada dihadapan lo semua,inilah Rifky yg asli. Rifky yg kemarin udah mati,MATI" Rifky pergi,diiringi deru angin yg menusuk kulit.

"KAMU TETEP SAHABAT KITA,KY" Teriakku,aku tau Rifky pasti tak peduli dg kata-kataku.
sore itu selepas hujan,kami bertiga,aku,Bie dan Rani,berkumpul didanau bIntang. Danau ini,Rifky lah yg menemukannya
Sudah berapa lama Rifky tak mengunjungi,tempat ini. Akhir-akhir ini,Rifky lbh sering mengunci diri dikamarnya.
Danau ini dikelllingi daun berwarna hijau cerah,dihiasi butiran-butiran bening sisa air hujan. Air danaunyapun bergerak perlahan membiaskan langit yg kala itu dihiasi pelangi. Saat malam danau ini akan menghamparkan ribuan bIntang dan pedar cahaya bulan.
"ekh,ekh lihat ada pelangi" kata Bie.
"ohh ya??" balasku.
"iya tan" jwb Rani. "andai ada Rifky disini,pasti dia akan menceritakan warna-warni tentang pelangi itu" batinku.
"aku kangen Rifky" gumamku,
"kita juga,tan" kata Bie dan Rani bersamaan.
Setelah itu,kami terdiam. Tak berapa lama pelangi pun hilang,kami pun beranjak pulang,tapi kemudian derap kami terhenti,Bie dan Rani melihat Rifky melangkah perlahan kearah sebuah pohon. Ia menggali lubang disana dan menguburkan sesuatu,sejenak Rifky terdiam lalu air matanya mulai menetes perlahan.
"ngapain ya Rifky disitu,kenapa dia nangis" Rani bertanya-tanya.
"Rifky nangis?? Aku mau samperin dia." kataku.
"jgn tan,ntar lo kena bentak lagi,udahlah mungkin dia udah gak butuh kita." cegah Bie.
"tp dia sahabat kita,Bie" ktaku.
"dulu" sergah Bie.
"selamanya Bie,SELAMANYA" Aku pergi menjauh.
-----
2minggu kemudian.
Suara guntur dan angin menghiasi malam itu. Kami kini,membisu,menatap sosok lemah itu dari balik kaca. Ia terlihat begitu letih,guratan kesakitan hampir menghilangkan ketampanannya. Rambutnya menipis,kulitnya pucat,bibirnya pun putih,dan tangan yg dulu selalu diulurkan untuk membantu teman-temannya,kini terkulai tak berdaya.
Air mata??? Tentu tak dapat dihitung,sudah berapa banyak yg tertumpah.
"Rifky selalu bilang,kalian segalanya untuknya, maafkan sikap Rifky selama ini pd kalian,dia hanya tdk ingin kalian sedih saat dia pergi nanti" jelas ibu panti kpd kami.
"ibu jgn bilang begitu,Rifky pasti sembuh. Kita selalu mendoakannya." ucapku getir.
Semua hanyut dan kesedihan dan doa. Doa untuk sahabat terbaik kami. Aku takut,ntah mengapa aku merasa Rifky akan segera pergi meninggalkan kami,tp sgera ku tepis perasaan itu.
Bagaimana jadinya kami tnpa dia,bukankah dia yg selama ini menyemangati kami,yg ikut merasakan kesakitan Bie,yg ikut menangis melihat Rani kemo,yg menjadi tongkatku,cahayaku. Tentu tuhan tdk akan sejahat itu,mengambilnya dari kami. Bersamaan dgn doa yg terus mengalir untk Rifky yg sedang berjuang didalam sana,memori tentang Rifkypun mengalir dlm pikiran kami masing-masing.
>>FLASHBACK<< HHAHAHA kami kompak menertawakan Rifky yg terpeleset ke air danau saat itu,Rifky tentu saja hanya nyengir dgn baju yg basah kuyup. Ia menghampiri kami. "apiiiinnn" Rifky memeluk Bie. "huwwa,Rifky. Gw jadi ikutan basah deh" keluh Bie. "ekh,ekh,liat tu,ada pelangi" tunjuk Rani. "ekh iya,tapi kok gak ada warna hijaunya.ya" tanya Bie. "bukan gak ada Bie,mungkin belum jelas. Pelangi itu akan selalu dtang dgn warna yg lengkap,sama kyk kita yg selalu saling melengkapi agar semuanya menjadi lbh mudah dan indah" jelas Rifky. "pengen deh,persahabtn kita kyk warna-warni pelangi,selalu lengkap. Tapi syangnya gak mungkin ya,suatu hari,salah satu dari kitaa...." "Bie pasti dpt pendonor hati,Rani pasti dpt ginjal yg cocok dan Intan pasti bisa melihat lagi,percaya deh,suatu saat kalian akan sembuh dan menatap pelangi itu smbil tersenyum" Rifky memotong perkataan Rani sebelumnya, ia tdk mau membicarakan kematian atau perpisahan. "iya,aku jdi gak sabar pngen bisa liat pelangi" ucapku >>FLASHBACK OFF<<
"bangun ky,gw mohon" batin Bie
"jgn tinggalin kita ky" bisik Rani dlm hatinya
kami berlari kecil dikoridor rumah sakit. Rani terus menggandeng tanganku. Senyum manis merekah disudut bibir kami.
Rifky sadar.
"Rifky.." sapa Bie.
"haii.." Rifky tersenyum,kami menatapnya sedih.
"pda kenapa sih,gak usah didramatisir gitu deh,gw sadar bukan buat liat kalian nangis bombay begitu" kata Rifky.
"loe harus janji ky" kata Bie.
"janji apa" tanya Rifky.
"janji gak bakal ninggalin kita" lanjut Bie.
"iya,dan kamu jg harus cepet sembuh ky,kamu kan udah janji mau nemenin aku liat pelangi. Sebentar lagi aku bakal bisa liat ky" pintaku pada Rifky.
"kita semua dpt pendonor ky,kita bkal sembuh,kayak yg kamu bilang dulu." Rani tersenyum,Rifky membalasnya.
"gw pngen jalan-jalan kebukit bIntang.kalian mau anterin gw kan?? Gak akan lama kok,sebentar aja" pinta Rifky. Melihat keadaannya yg stabil,kamipun akhirnya setuju.
"yaudah,tapi sebentar aja ya,loe kan hrs istirahat" kata Bie,Rifky mengangguk setuju.
"yaudah aku izinin kedokter dulu ya" usul Rani.
kamipun mulai menyusuri jalan berumput menuju danau bIntang,dan kalian tau?? Rifky meminta aku,aku yg buta ini,untuk mendorong kursi rodanya. Dia selalu mengarahkanku,menuntunku kejalan yg tepat. Aku semakin sadar akan sangat sulit berpisah darinya,dia adalah titik cerah yg tuhan kirimkan untuk sosok sosok dalam kegelapan seperti aku.
Saat sampai,kami disapu oleh bau tanah yg merebak dan tetesan air yg bergelantung di ranting-ranting pohon. Tapi air danaunya berubah,tdk lagi tenang seperti biasanya,tapi kini beriak seakan sedang gelisah.
"ekh,ekh,pelanginya udah muncul" teriak Rani. "selalu indah" guman Rifky.
Kami semua menatap barisan warna itu,akupun seakan menemukan lengkungan berwarna itu dlm kegelapan. Memang dilihat berapakalipun tak akan menguRani keindahannya.
"aku pengen jadi warna merah,kuat dan beRani,supaya bisa jagain kalian" kta Bie,tiba-tiba.
"kalo aku pngen jadi kuning,ceria dan periang,supaya aku bisa bikin hari kalian selalu cerah" lanjutku.
"aku pngen jadi warna hijaunya,tenang dan lembut. Biar aku bisa bawain kalian kesejukah" tambah Rani.
"dan aku pngen jadi hujannya" ucap Rifky,kami semua menoleh kearahnya.
"kenapa hujan ky. Kenapa gak jadi langitnya,langit tempat pelangi bergantung" saranku. "suatu saat,kita pasti akan pisah,dan aku bakal jadi orang pertama yg mempersatukan kita. Kalian tau kan,pelangi gak akan muncul,tanpa seruan hujan. Karna itu aku pengen jadi hujan,hujan yg akan memanggil kalian,pelangiku."
aku menangkap kata-kata itu sbg ucapan selamat tinggal. Aku berfikir bahwa Rifky sadar bukan utk sembuh,tapi hanya utk mengizinkan kami melihat senyumnya utk yg terakhir kali.
"kita balik yuk ky" ajakku.
"ntar tan,tunggu pelanginya ilang" Rifky menolak.
Kami menatap pelangi itu,pelangi terakhir yg bisa kami nikmati bersama sosok Rifky,karena setelah itu,bersamaan dgn pelangi yg lenyap,mata Rifky pun perlahan merapat,tapi kedua sudut bibirnya,tetap membentuk lengkungan manis.
"hiks" aku mendengar Rani terisak.
"pelanginya udah ilang ky,ayo kita balik" lirh Bie.
Kita sama-sam tau bahwa jiwa Rifky telah meninggal raganya. Aku menggenggam tangan Rifky,dingin.
Saat menuju rumah sakit aku kembali yg mendorong kursi roda itu. Tapi kini tentu berbeda,karna raga yg duduk diatasnya tak lagi menunjukan arah yg harus ku tempuh. Kami semua terdiam,merasak gejolak kesedihan dlm relung hati.
hari itu cuaca cerah,burungpun berterbangan diangkasa. Kami berdiri disini,dibawah sebuah pohon besar ditepi danau bIntang. "sekarang Bie" kata Rani
Bie pun mulai menggali tanah itu,tak berapa lama sbuah kotak muncul didasar lubang yg tdk terlalu dalam. Bie mengambil dan membersihkannya dari beberapa bulir tanah. Kami bertiga sepakat utk segera membukanya. Membuka kotak yg Rifky kubur waktu itu. Saat kami membukanya,kami dapati 5buah benda disana, hiasan meja berbentuk gitar dari Bie,syal biru tua dari Rani,gantungan kunci berbntuk bola basket dariku dan selembar foto. Foto kami berempat sdg tertawa lepas menatap kamera.
"ternyata memang manis" batinku.
Ya,inilah pertama kali aku melihat wajah Rifky. Sekarang kami bertiga tlh sembuh,pendonor itu tlah memberika separuh dari dirinya,untuk menjadi setitik kehidupan untuk kami.
Dan terakhir sepucuk surat yg ditaruh didasar kotak. Bie mulai membuka dan membacanya. Aku dan Rani mendengarkannya.
Gw Rifky hadi kusuma,gw bukan cowok hebat,gw juga bukan cowok kuat,cuma seorang cowok yg baru nemuin kebahagian gw dsini,gw baru ngerasain gmana rasanya disanyangi,gmana indahnya berbagi,dari kecil gw sendiri,gw dibuang sama nykap gw. Tapi gw bersyukur karena dgn gitu akhrnya gw bisa ketemu mereka.
Intan
Rani
dan Bie.
Sobat gw,semangat gw,hidup gw.
Gw rela tuker apapun yg gw punya buat mereka. Saat gw tau,mereka bakal cepet ninggalin gw,gw takut,gw sedih.gw berdoa agar gw duluan yg dipanggil tuhan,supaya gw gak perlu ngerasain sedihnya kehilangan mereka. Dan tuhan kabulin doa gw,kanker otak stadium akhir. Sesaat gw fikir itu anugrah.tapi kemudian gw sadar,gimana mereka kalo gw pergi,siapa yg bakal jagain mereka.
Berpura-pura semuanya baik-baik aja,tentu bukan hal yg mudah,jadi gw milih jauhin mereka.Gw gak mau semangat mereka buat sembuh hilang saat tau keadaan gw.Gw nyesel sama doa gw,gw gak yakin sanggup biarin mereka sedhh.gw gak akan sanggup ninggalin mereka,gw msh pengen liat senyum mereka. Akhirnya gw putusin, gw titipin sebagian dari gw kemereka. Mata untuk Intan hati untuk Bie dan ginjal untuk Rani. Semoga dgn gini gw bakal tetep bisa disisi mereka meski dlm wujud yg nantinya akan berbeda.
Tak ada airmata yg tercurah dari kami bertiga,melepas sahabat terbaik kami tentu bukan dgn airmata. Lagipula hujan telah mewakili kami.
Ya saat itu hujan turun,padahal hari sangat cerah,bhkan mentari tak beranjak dari tempatnya. Kami berlari-lari kecil ditengah hujan,seperti yg sering Rifky lakukan dulu,kami berkejaran dan tertawa lepas menikmati hujan. Biarlah raganya menjauh,tapi kasih sayangnya tentu mashh mengalir dlm deru darah kami.
"ekh,liat ada pelangi" tunjuk Rani
"kamu berhasil jadi hujan ky" ucapku lirih.
"Rifky berhasil bawain pelangi buat kita" lanjut Bie.
Kamipun berdiri tegak,menautkan tangan kami,menatap barisan warna yg dikirim sahabat kami,pelangi persahabatan ……………